KEINDAHAN JAMUR YANG BISA BERCAHAYA
Setiap musim hujan tiba, sejenis jamur berwarna hijau, yang bisa bercahaya dalam kegelapan mulai bertumbuhan didaerah Wakayama.
Jamur yang istilah latinnya “Mycena lux-coeli” dan dalam istilah lokal di Wakayama disebut “Shii no tomobishi-dake” atau dikenal juga sebagai “Jamur bercahaya Chinquapin”, karena jamur ini bertumbuhan dari bagian-bagian pohon “Chinquapin” yang tumbang. Chinquapin sendiri adalah nama sejenis pohon yang hidup didaerah utara, terdapat selain di Jepang juga dibeberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Pada saat jamur tumbuh, sebuah reaksi kimia yang menyertakan “Luciferin” (sejenis pigmen yang dikandung jamur tersebut hingga bisa memancarkan cahaya) terjadi, sehingga jamur-jamur tersebut bisa bercahaya kehijau-hijauan.
Jamur yang bisa bercahaya tersebut sudah lama dipercaya berasal dari Pulau Hachijojima setelah pertama kali ditemukan disana pada awal tahun 50-an.
Pada tahun 1995, ahli-ahli jamur menemukan jamur-jamur liar yang bisa bercahaya dikawasan pantai disebelah selatan Semenanjung Kii, juga di Kyushu dan beberapa area lainnya.
Jamur-jamur tersebut bisa tumbuh dengan suburnya dilingkungan yang lembab dan merekah selama musim hujan. Musim hujan biasanya berakhir pada sekitar antara akhir bulan Mei sampai Juli.
Tudung jamur dapat tumbuh hingga berukuran diameter 2 cm (+ 1 inch).
Tetapi karena jamur-jamur tersebut mudah mengering, begitu musim hujan berhenti kemampuan hidupnya hanya bisa bertahan beberapa hari saja.
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jawa Barat juga bisa ditemui jamur sejenis. Ukuran tudungnya kurang lebih sama 2 cm, dan berwarna putih pada siang hari.
Tetapi begitu malam tiba, dilingkungan yang gelap gulita nampak bermunculan spot-spot berwarna hijau berpendar-pendar yang ternyata adalah koloni jamur tersebut.
Sayangnya jamur-jamur seperti ini tidak ada yang bisa tumbuh didaerah panas, kalau ada asyik juga kalau dibiakkan disekitar rumah.
disadur dari : mainichi shimbun.
Jamur yang istilah latinnya “Mycena lux-coeli” dan dalam istilah lokal di Wakayama disebut “Shii no tomobishi-dake” atau dikenal juga sebagai “Jamur bercahaya Chinquapin”, karena jamur ini bertumbuhan dari bagian-bagian pohon “Chinquapin” yang tumbang. Chinquapin sendiri adalah nama sejenis pohon yang hidup didaerah utara, terdapat selain di Jepang juga dibeberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Pada saat jamur tumbuh, sebuah reaksi kimia yang menyertakan “Luciferin” (sejenis pigmen yang dikandung jamur tersebut hingga bisa memancarkan cahaya) terjadi, sehingga jamur-jamur tersebut bisa bercahaya kehijau-hijauan.
Jamur yang bisa bercahaya tersebut sudah lama dipercaya berasal dari Pulau Hachijojima setelah pertama kali ditemukan disana pada awal tahun 50-an.
Pada tahun 1995, ahli-ahli jamur menemukan jamur-jamur liar yang bisa bercahaya dikawasan pantai disebelah selatan Semenanjung Kii, juga di Kyushu dan beberapa area lainnya.
Jamur-jamur tersebut bisa tumbuh dengan suburnya dilingkungan yang lembab dan merekah selama musim hujan. Musim hujan biasanya berakhir pada sekitar antara akhir bulan Mei sampai Juli.
Tudung jamur dapat tumbuh hingga berukuran diameter 2 cm (+ 1 inch).
Tetapi karena jamur-jamur tersebut mudah mengering, begitu musim hujan berhenti kemampuan hidupnya hanya bisa bertahan beberapa hari saja.
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jawa Barat juga bisa ditemui jamur sejenis. Ukuran tudungnya kurang lebih sama 2 cm, dan berwarna putih pada siang hari.
Tetapi begitu malam tiba, dilingkungan yang gelap gulita nampak bermunculan spot-spot berwarna hijau berpendar-pendar yang ternyata adalah koloni jamur tersebut.
Sayangnya jamur-jamur seperti ini tidak ada yang bisa tumbuh didaerah panas, kalau ada asyik juga kalau dibiakkan disekitar rumah.
disadur dari : mainichi shimbun.
13 Comentários:
wew semua nya tentang jamur postingannya
daerah wakayama itu dmn ya?
heuu
baru tau nih ada jamur jenis ini. bukti kebesaran Allah SWT. makasih sharingnya.
ntar klo balek ke sukabumi
saia maenlah ke gunung halimun
penasaran pengen liat jamurnya
salam kenal mas jgn lupa komen baleknya
bersyukur indonesia mempunyai kekayaan alam berlimpah seperti jamur ini
are there lots of mushroom growing already in indonesia due to rain?
yes, many species of wild mushroom growing already in humid area during rainy season
Dulu waktu saya masih suka camping dimalam hari sering saya jumpai cahaya kecil2 warna hijau muda yg kalau didekati ternyata adalah jamur, dipagi harinya makin jelas lagi bentuk jamurnya yang rupanya tumbuh dikotoran sapi / kerbau...
wakayama? kok baru denger, kota mana ya? china?
wah jadi penasaran sama tuh jamur. apa tu jamur bahan yang dipakai untuk tasbig yang menyala hijau di tempat gelap itu?
oia kenalan dengan blog baru ya *nyodorin tangan* kok diem ce salaman donk. ditunggu kunjungan balik dan komentarnya terutama dalam tulisan 'manjakan mata, telinga dan waktu anda ...'. awas lho kalao engga berkunjung tak jithak pakai tiang listrik wakakaka *kabuuurr *ngumpet
luarbiasa blog yang satu ini, sungguh bisa memberikan insfirasi kreatif kpada semua orang.
kami tunggu lagi info selanjutnya.
"Nice artikel, inspiring ditunggu artikel - artikel selanjutnya, sukses selalu, Tuhan memberkati anda, Trim's :)"
***PELUANG USAHA AROMANIS***
bahan yang digunakan adalah lah gula pasir dengan perbandingan 1 kg gula mampu menghasilkan 30 – 40 kantung harum manis besar dengan harga jual Rp.5000/kantung.
modal untuk 1 kg gula
1 kg gula Rp. 8.800,- ( harga sewaktu-waktu bisa berubah)
gas elfiji Rp.2000.- ( cuma sedikit)
plastik Rp. 5.000,-
jadi jumlah modal untuk membuat gulali dari 1 kg gula adalah Rp. 15.800,-
1 kg gula = 35 kantung ( kita ambil tengahnya saja)
dengan harga jual Rp. 5.000,-/kantung
25 X 5.000 = Rp. 125.000,-
jadi ,
125.000 - 15.800 = Rp. 109 .0200,-
maka keuntungan yang akan diperoleh dari 1kg gula
adalah Rp. 109.200,-
sumber: http://mesinaromanis.blogspot.com/
hmmm, bagus sekali ya.
waah ada jamur yg sperti itu
Posting Komentar